Posted in Event, Feature, Lifestyle

Ini Dia Fakta Unik Batik

Jakarta — Guys, taukah kamu hari ini adalah salah satu hari penting di Indonesia? Kira-kira hari apa ya? Hari ini adalah Hari Batik Nasional, lho. Noted!

Tiap tanggal 2 Oktober, UNESCO dari enam tahun lalu menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebagai bangsa Indonesia, kita patut berbangga karena kain tradisi yang tersebar di penjuru provinsi.

But guys, tahukah kamu apa saja fakta di balik batik? Nggak perlu bingung, sebab kali ini gue mau kasih tau apa saja fakta unik dari kain otentik ini. So, check this out.

Indonesian Batik (by Vanarian)
Indonesian Batik (by Vanarian)

Sekilas Sejarah Batik

Guys, ternyata kata “Batik” itu berasal dari gabungan dua kata dari bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “titik” yang berarti titik. Berlandaskan dari dua kata Jawa itu, batik diartikan sebagai menulis titik-titik di atas kain. Batik adalah salah satu cara pembuatan motif pada kain.

FYI, batik Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Makna Huruf “N” dalam Proses Pembuatan Batik

Cara Membuat Batik
Cara Membuat Batik

Tahukah kamu, kalau 10 dari 11 proses pembuatan batik selalu diawali dengan huruf “N”? Di mulai dari Nyungging (mmbuat pola motif batik di kertas), Njaplak (memindahkan pola dari kertas ke kain), Nglowong (melekatkan malam di kain dengan canting sesuai garis pola), Ngiseni (meberi motif isian atau isen-isen pada motif yang sudah dilekatkan dengan malam), Nyolet (mewarnai motif bunga atau burung dengan kuas), Mopok (menutup bagian yang dicolet dengan malam. Tahap ini diiringi dengan nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai), Ngelir (melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh), Nglorod (merupakan proses pembilasan yang dilakukan dua tahap, yaitu di pertengahan dan akhir. Caranya dengan merendam kain di air mendidih), Ngrentesi (memberikan titik menggunakan canting berjarum tipis), Nyumri (menutup bagian tertentu dengan malam), Nyoja (mencelupkan kain dengan warna coklat atau sogan. Seperti ciri khas batik Jogja dan Solo).

Corak Batik

Kalian pasti tahu kalau corak batik pada setiap daerah berbeda-beda. Motif dan corak batik umumnya mengadaptasi ragam flora dan fauna. Akibat pengaruh alkultirasi budaya asing, corak batik pun terkena imbasnya. Misalnya, pada daerah pesisir seperti Cirebon, kedatangan pedagang asing pun membuat corak dan motif  batik menjadi lebih modern sehingga kita dapat membagi menjadi dua, yaitu batik tradisional dan batik modern.

Pada batik tradisional masih menggunakan motif berfilosofis yang umumnya mencerminkan daerah pembuatan. Sedangkan motif batik modern tidak bermakna simbolik dan cenderung berwarna bebas seperti ungu, biru, kuning, dan lainnya.

Batik Motif Parang Tuding
Batik Motif Parang Tuding

Berbeda dengan batik tradisional, lebih cenderung berwarna gelap, putih atau coklat kehitaman. Uniknya, pada daerah tertentu, pemakaian batik tidak boleh sembarang waktu. Seperti di Jawa, motif batik corak parang dilarang digunakan saat pernikahaan.

(AND/ Foto: Istimewa)

Author:

Writing with love.

Leave a comment